Mengenali Ciri-ciri Umum Puisi dari Buku Antologi Puisi

Pada Artikel kali ini kita akan membahas  Mengenali Ciri-ciri Umum Puisi dari Buku Antologi Puisi, ciri ciri puisi, puisi lama, contoh puisi baru, unsur unsur puisi , jenis jenis puisi lama, ciri ciri puisi secara umum, jenis jenis puisi baru, contoh puisi, beberapa hal yang harus diperhatikan terkait puisi.


Mengenali Ciri-ciri Umum Puisi dari Buku Antologi Puisi

Puisi merupakan bagian dari karya sastra yang memiliki ciri dan karakter yang membedakan dengan bentuk karya sastra lainnya. Dalam puisi terdapat adanya aturan mengenai persajakan, rima, dan kebaitan.
Adapun antologi puisi adalah buku yang memuat kumpulan puisi, baik dari seorang penyair atau beberapa penyair.
 Biasanya dalam sebuah antologi puisi terdapat banyak puisi. Dapatkah kalian menganalisis puisi dari sebuah antologi puisi untuk menentukan ciri umum puisi? Sebagai bahan referensi, simaklah puisi berikut dengan cermat beserta pembahasannya!

Contoh Puisi  I.

                                                                  Pada Gelombang
                                                           Karya: Tri Astoto Kodarie

biarkan kukabarkan kepada burung-burung yang melintas di warna kelam langit tanpa batas lepaskanlah segera gelombang di tanganmu yang kau genggam erat-erat sewaktu kita bertemu wajahmu telah lama terdampar di pulau karang kutahu ketika tangis air matamu mengerang tapi masih tetap kaudengar gemuruh gelombang memercikkan buih di alis matamu yang bimbang malam tak juga melepaskan dingin yang kaukirim perahumu mengapung di punggung musim sebab pelayaran telah menjelma menjadi benua tua memainkan buih dengan senandung berair mata


(Horison, Juni 2004)

Contoh Puisi II.

                                                                       Lagu Batin
                                                        Karya: Dorothea Rosa Herliany

inilah lagu batinku, suarasuara angin di antara musim salju, daundaun membeku, rantingranting tak bergoyang, dan burungburung yang mati kedinginan biarlah akhirnya hanyut oleh suarasuara sungai mengalir, dari negeri mimpi, biarlah akhirnya cuma bergumam dalam pukulan batubatu karang, biarlah akhirnya pulas oleh alunan riakriak, takkan diam hatiku memetikkan dawaidawai gitar menghiburmu!


(Antologi Puisi, Kempompong Sunyi, Balai Pustaka)


Beberapa hal yang dapat kalian catat berkaitan dengan puisi-puisi tersebut yaitu berkaitan dengan diksi, bentuk penulisan, dan makna-makna yang dikandungnya. dan hal yang perlu di catat berkaitan dengan puisi meliputi :
  • Pilihan kata atau diksi yang digunakan dalam puisi-puisi di atas cenderung singkat, padat, dan penuh makna kias. Contoh hal tersebut dapat kalian lihat pada puisi kedua baris pertama inilah lagu batinku .... Rangkaian kata tersebut dapat berarti inilah perasaan dan suasana yang aku alami, atau inilah keadaan atau perasaan yang ingin saya ungkapkan atau sampaikan.
  • Makna kias dari puisi-puisi tersebut dapat dilihat dari penggunaan majas-majas dalam beberapa baris yang sangat tampak. Contoh penggunaan majas personifikasi di antaranya malam tak juga melepaskan dingin yang kaukirim, perahumu mengapung di punggung musim (puisi 1); majas asosiasi di antaranya takkan diam hatiku memetikkan dawaidawai gitar menghiburmu (puisi 2); majas metafora di antaranya lepaskanlah segera gelombang di tanganmu yang kaugenggam erat-erat sewaktu kita bertemu; dan sebagainya
  • Unsur persajakan dan rima juga sangat kental dalam puisipuisi di atas. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa contoh, di antaranya bunyi akhir tiap baris pada puisi I selalu memiliki keterkaitan antarbaris. Rima dari puisi-puisi di atas tampak pada keterkaitan bunyi dalam tiap barisnya, contoh di antaranya bunyi [ U ] pada perahumu mengapung di punggung musim (puisi 1); bunyi [ U ] dan [ ng ] pada salju, daundaun membeku, rantingranting tak bergoyang (puisi 2); dan sebagainya.

Secara makna, puisi tidak dapat diartikan ke dalam satu makna yang pasti. Makna yang diungkapkan dalam kata-kata puisi dapat ditafsirkan dengan melihat konteks kalimat atau keseluruhan barisbarisnya.

Makna takkan diam hatiku memetikkan dawaidawai gitar menghiburmu (puisi 2) dapat berarti takkan berhenti menghibur dengan senandung atau nyanyian, atau dapat juga takkan berhenti menghibur dengan perhatian atau kasih sayang, dan sebagainya.

Ciri-ciri Umum pada Puisi

Beberapa puisi di atas diambil dari antologi puisi yang berbeda. Namun secara bentuk dan diksi, puisi-puisi tersebut menampakkan kesamaan cirinya.  Berdasarkan pembahasan mengenai puisi-puisi di atas, ciri-ciri puisi secara umum dapat dituliskan sebagai berikut.
  1. Penulisan puisi dituangkan dalam bentuk bait yang terdiri atas baris-baris, bukan bentuk paragraf seperti pada prosa dan dialog seperti pada naskah drama.
  2. Diksi yang digunakan dalam puisi biasanya bersifat kias, padat, dan indah.
  3. Penggunaan majas sangat dominan dalam bahasa puisi.
  4. Pemilihan diksi yang digunakan mempertimbangkan adanya rima dan persajakan.
  5. Setting, alur, dan tokoh dalam puisi tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapan.
Baca Juga :  Menyampaikan Persetujuan, Sanggahan, dan Penolakan Pendapat dalam Diskusi

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengenali Ciri-ciri Umum Puisi dari Buku Antologi Puisi"

Post a Comment